Kisah Umar bin Khatab Menghadapi Istrinya yang Sedang Marah.


Ada seorang sahabat mendatangi rumah Amirul Mukminin, Umar ra. ingin mengadukan permasalahannya: istrinya sering marah padanya. Namun saat sampai dirumah Umar ra., ia mendengar istri Umar ra. sedang marah. Tidak terdengar suara Khalifah Umar menjawab kemarahan istrinya. Lalu sahabat tersebut beranjak pergi. Namun kemudian Umar ra. keluar dari rumahnya.

Umar bertanya, “Apakah keperluanmu datang ke rumahku?”. Sahabat ini pun menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, maksud kedatanganku untuk mengadukan sikap istriku yang selalu marah-marah kepadaku. Namun belum sampai aku mengadu, aku telah mendengar sikap yang serupa dari istrimu, sehingga kuputuskan untuk pulang saja dengan dalih kalau sikap Amirul Mukminin terhadap istrinya seperti itu, kenapa aku tidak berbuat yang sama?”

Dengan senyuman Khalifah Umar berkata kepadanya, bahwa ia menghormati istrinya karena beliau menyabarkan diri karena ia merasa berhutang budi kepada istrinya. Umar menuturkan bahwa seorang istri sudah bekerja memasak, mencuci baju, serta mengasuh, mendidik anak-anaknya dengan baik dan sering kali istriku berusaha menyenangkan hatiku.

Karena budinya yang teramat besar kepada keluarga, maka aku pun harus bersabar atas kemarahan istriku. Sahabat ini pun bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah aku juga harus berbuat demikian terhadap istriku?.”

Umarpun menjawab “Ya, terimalah marahnya. Karena yang dilakukan istrimu tidak akan lama, hanya sebentar saja,”
-------

Kisah ini ada dalam kitab Syarah Uqudullujain karya Syekh Imam An-Nawawi Al-Bantani Al-Jawi. Juga
disebutkan oleh As Syaikh Sulaiman bin Muhammad Al Bujairmi al Faqih As Syafii dalam kitab Hasyiyah Ala Syarhil Manhaj (3/ 142-144), sebagaimana yang disebutkan juga oleh Abu al-Laits As Samaraqandi al Faqih al Hanafi dalam kitabnya “Tanbihul Ghaafilin” (hal. 517), demikian juga Ibnu Hajar Al Haitsami menyebutkan dalam kitabnya “Az Zawajir ” (2/80).

Sebagian kalangan menilai kisah ini tdak ada sanad riwayatnya sehingga dianggap palsu.

Menurut pendapat ana, andai benar bahwa kisah ini tidak ada sanadnya, tidak lantas mengatakan ini tidak ada apalagi mengatakan palsu. Karena mungkin tidak ada kisah ini tapi bisa jadi juga ada.
Setidaknya dari kisah ini kita bisa mengambil ibrah tentang kesabaran seorang suami. Diamnya seorang suami ketika istri sedang marah tidak akan menjatuhkan harga dirinya. Malah akan membuat adem istri yg sedang marah.

Rasulullah saw pun diam ketika istrinya, Aisyah sedang marah.

Dalam kitab Ihya Ulumuddin 3/38 disebutkan;

ﻭاﻟﺼﺒﺮ ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻥ اﻟﻨﺴﺎء ﻣﻤﺎ ﻳﻤﺘﺤﻦ ﺑﻪ اﻷﻭﻟﻴﺎء

“Sabar atas kemarahan istri adalah termasuk ujian bagi para wali.”

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Rasulullah bersabda, "Hendaknya seorang mukmin tidak meninggalkan seorang mukminah. Kalau dia membenci suatu perangai pada diri istrinya, dia pasti menyenangi perangai yang lain."
------

Namun disisi lain Rasullullah saw juga mengingatkan kaum wanita.
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).
-----
Kisah Umar ibn Khatab ini baiknya dibaca para suami agar sabar menghadapi istri.
Para istri jangan menjadikan kisah ini jadi alasan untuk "melazimkan" marah2nya pada suami.

Artinya, kita berlatih untuk tidak gampangan marah2 ke orang rumah, dan suami diminta bersabar ketika istri ternyata tidak bisa menahan marahanya.
Balance kan... ?

Wallahu a'lamu.

Komentar

Postingan Populer