Mereka Menutupi Pesona Khilafah


1. Makanan-Minuman
2. Pakaian
3. Tempat Tinggal (Perumahan)
4. Kesehatan/Pengobatan
5. Pendidikan
6. Keamanan/Kenyamanan
Inilah kebutuhan dasar setiap orang yang menjadi tanggung jawab penguasa mengurusi ketersediaannya.

Sudah ada "blue print dan standar operasional" dari Allah AWT agar semua kebutuhan tersebut bisa dinikmati secara layak dan merata oleh manusia. Rasulullah Saw sebagai uswatun hasanah (teladan) merealisasikannya setelah hijrah ke Madinah.

Madinah (Yatsrib) adalah negara Islam pertama. Muhammad Saw sebagai utusanNya sekaligus kepala negara. Beliau Saw mengurusi masalah politik, sosial, ekonomi, pendidikan, peradilan, keamanan dalam dan luar negeri dan lainnya. Bukan hanya umat Islam tapi juga orang-orang kafir (*dzimmi) yang ada dalam wilayah Madinah.

Kepemimpinan Rasul Saw dilanjutkan oleh para Khalifah dalam sistem Khilafah. Madinah yang semula hanya negara kecil, akhirnya menjadi negara adidaya. Islam tersebar hampir di 2/3 belahan dunia.

Satu contoh; ketetapan Allah melalui lisan dan perbuatan Rasul Saw terkait perekonomian adalah penetapan "APBN". Apa saja yang menjadi sumber pendapatan negara beserta alokasinya. Satu di antara sekian banyak pemasukan kas negara adalah barang tambang. SDA ini tidak boleh dikuasai sekelompok orang. Negara lah yang mengelolanya. Hasilnya teralokasi untuk warga negara dalam bentuk pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis. Termasuk pengadaan fasilitas umum lainnya, seperti jalan, jembatan dan sejenisnya. Sehingga tidak akan dijumpai ada jalan berbayar seperti Tol sekarang.

Ketika sistem ekonomi Islam ini dulu direalisasikan, pernah di suatu masa (zaman Khalifah Umar bin Khatab dan juga Khalifah Umar bin Abdul Aziz) harta zakat menumpuk di Baitul Maal karena tidak ada orang miskin yang berhak menerima harta zakat. Artinya, rakyat hidup makmur, tidak kekurangan.

Sayangnya sejarah kegemilangan peradaban Islam ini tertutupi. Tak banyak yang tahu bahwa Daulah Khilafah Islam pernah menjadi negara adidaya. Tentara Daulah Khilafah adalah sesuatu yang "Wah" dan ditakuti masyarakat Eropa. Bahasa Arab bahasa yang "prestise" pada masa itu. Pemuda Eropa merasa bangga bisa berbahasa arab ketika merayu kekasihnya.

Materi pelajaran tentang peradaban Islam dan kajian yang membahas bagaimana pengurusan rakyat dengan sistem Islam masih sangat minim. Minimnya ini tak lepas dari makar kafir yang memang sengaja mensetting berbagai cara dan propaganda agar umat tak memahami lebih dalam Diinullah yang kaffah dan mulia.

Kafir penjajah tak ingin umat kembali berjaya dengan Khilafah. Mereka kerahkan segenap cara untuk menghalanginya. Melalui antek-anteknya dari kalangan umat Islam.

Settingan ini berhasil gemilang. Mayoritas umat Islam tak mengetahui bagaimana "blue print" negara dengan sudut pandang Islam. Dalam mengurus negara dan rakyat, umat terbiasa mempraktekkan ajaran dan arahan yang bukan dari Al Quran dan Sunnah. Menganggapnya lebih cocok dan kekinian, sesuai dengan zaman. Lupa bahwa Al Quran diturunkan Allah akan selalu cocok hingga akhir zaman.

Lebih miris lagi, umat Islam malah tidak rela ketika diajak untuk kembali menjalankan Syariat Allah. Dianggapnya berbahaya dan mengancam keutuhan bangsa dan negara. Cukuplah platform penduhulu sebagai pedoman katanya. Padahal, SyariatNya secara kaffah lah yang akan menjadi solusi deraan masalah di berbagai belahan dunia. Dan syariatNya bisa terealisasi sempurna hanya dengan sistem yang pernah dicontohkan Rasulullah Saw dan para sahabatnya, yaitu sistem Khilafah.

Setelah keruntuhannya di tahun 1924 lewat tangan seorang antek Mustafa Kemal Attaturk, dengan izin Allah akan kembali tegak. Hal ini dikabarkanNya melalui lisan NabiNya ;
“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Jadi, sekuat apapun mereka menghalangi, Khilafah pasti akan hadir kembali. Mau menjadi penonton, pendukung atau pejuangnya, tentulah akan berbeda balasannya di hadapan Allah. Dan yang menentang, siapkah hujjahmu nanti di hadapanNya?

~~~
*Kafir Dzimmi ; Warga negara non muslim yang tinggal dalam wilayah daulah. Hak-hak mereka sama seperti muslim, mendapatkan perlindungan, jaminan keamanan serta pelayanan lainnya.

@siskaibnataz

Komentar

Postingan Populer