Sunatullah dalam Perjuangan


Nicolaus Copernicus, peletak dasar teori heliosentris dikucilkan sampai akhir hayatnya, tragisnya di kuburannya pun terdapat tulisan "si pecundang".
Galileo Galilei harus menjalani tahanan rumah sampai ia meninggal dunia.
Giordano Bruno, dibakar hidup-hidup karena bersikukuh mempertahankan pandangannya.

Mereka dianggap sesat oleh penguasa dan masyarakat, karena teori heliosentris-nya; matahari lah sebagai pusat tata surya.
Teori mereka bertentangan dengan apa yang dianggap benar oleh penguasa (pihak gereja) dan masyarakat umumnya bahwa bumi sebagai pusat tata surya.
Entah bagaimana bangsa Eropa sekarang bila dulu mereka menyembunyikan teori heliosentrisnya.

Sebuah kebenaran bukan diukur dengan penerimaan atau pelarangan dari penguasa.
Bukan juga dari banyak atau tidak masyarakat yang mendukungnya.

Bagi seorang muslim, menyampaikan kebenaran adalah sebaik-baik ucapan.

"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)" ?” (QS. Fushshilat : 33).

Penolakan dan perlawanan adalah sunatullah dalam perjuangan menyampaikan dan menegakkan kebenaran.
Rasullullah Saw dan para sahabatnya mendapat cacian dan hinaan.
Dilempari segala macam kotoran dan batu-batuan.
Jangan tanya berapa banyak waktu dan harta yang telah mereka keluarkan, karena nyawapun mereka berikan demi tegaknya Syariat Allah secara kaffah (keseluruhan).

Sepanjang usia kita, hanya sebagian saja dari syariatNya yang bisa kita saksikan dan laksanakan.
Sebagian lainnya hanya bisa kita baca saat tilawah, tak terealisasikan dalam kehidupan.
Malah laranganNya yang menjadi biasa dilakukan dan menjadi kebiasaan.

Padahal Allah memerintahkan;

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al Baqarah : 208)

Demi wujudkan aspirasi rakyat atas nama demokrasi, hukum Allah diletakkan dibawah UU buatan manusia sebagai hasil kesepakatan atau voting suara.
Padahal....

".... Menetapkan (hukum itu) hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik.” (QS. Al An'am : 57)

Bila surga yang menjadi tujuan, sudahkah memaksimalkan diri dalam ketaatan dan perjuangan di jalanNya?


_Siska Widyaz_

#RenunganUntukDiri
#LanjutkanPerjuangan
#KhilafahAjaranIslam


Komentar

Postingan Populer