Menanti Terbitnya Mentari


Disaat opini tentang khilafah diserang dan disudutkan, Allah punya cara lain untuk mengilaukan kebenaran dariNya.

Di moment Islamic Book Fair (IBF) 2018, Buku berjudul "DARI PUNCAK KHILAFAH, Sejarah Arab - Islam Sejak Era Kejayaan Khilafah Utsmaniyah" karya Eugene Rogan dinobatkan sebagai Buku Terbaik katergori Buku Terjemah.
Eugene Rogan adalah seorang Profesor sejarah Timur Tengah modern.
Selain dinobatkan sebagai Buku Terbaik di IBF 2018, karya Eugene Rogan ini pun dinobatkan sebagai salah satu buku terbaik oleh The Economist, The Financial Times, dan The Atlantic Monthly dan telah diterjemahkan ke lebih dari sepuluh bahasa.

Selama ini, sejarah kejayaan khilafah tertutupi dengan sejarah asal mula manusia, peradaban barat eropa, sejarah kemerdekaan bangsa-bangsa, dan yang sejenisnya dalam literasi kurikulum sekolah.
Sehingga tak banyak kaum muslim yang tahu kisah kejayaan dan keruntuhannya, padahal ini adalah sistem yang diwariskan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya sebagai realisasi dari firman Allah SWT.

Di antara bukti kejayaannya sebagaimana disebut dalam sebuah buku berjudul “What Islam Did For Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization” (London: Watkins Publishing, 2006), karya Tim Wallace-Murphy, memaparkan data tentang bagaimana transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Barat pada Zaman Pertengahan (the Middle Ages).
”Utang Barat terhadap Islam adalah hal yang tak ternilai harganya dan tidak akan pernah dapat terbayarkan sampai kapan pun,” kata Tim Wallace-Murphy.

Kekhilafahan memberi perhatian besar pada pendidikan, sehingga dibangun lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi secara gratis.
Dengan sistem dan kurikulum Islam yang merujuk pada Al Quran dan Sunnah, lahirlah cendikiawan-cendikiawan muslim multidisiplin; Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al Farabi, Al Ghazali, Al Khawarizmi dan lain-lain yang karya-karyanya menjadi pondasi kemajuan teknologi masa kini.

Dalam hal teknologi, pada abad ke-8 dan abad ke-9 M kaum muslim telah menemukan teknologi pertanian dan irigasi.
Teknik arsitektur bangunan yang indah seperti masjid Cordoba di Spanyol, Blue Mosque di Konstantinopel, Menara Spiral di Samarra Irak, Istana Al Hamra d Seville Andalusia adalah buktinya.
Berbagai penemuan seperti senjata, bahan peledak, aspal, galangan kapal dan lain-lain telah lebih dulu digunakan di dunia Islam, jauh sebelum dunia barat menggunakannya.

Di masa kekhilafahan, warga daulah merasakan kesejahteraan dan kemakmuran. Pada masa khalifah Umar bin Khatab, di wilayah Yaman tak ditemukan rakyat miskin yang berhak menerima zakat. Begitupun pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis.

Rumah-rumah sakit dibangun melayani semua pasien tanpa memandang agama, suku, dan golongan ekonomi.
Semua dilayani dengan pelayanan yang prima secara gratis.
Sementara disaat yang sama dunia barat belum mengenal rumah sakit.

Bukti kejayaan kekhilafahan Islam terlalu banyak untuk dituliskan.
Namun, seiring masa kejayaannya, umat Islam secara pemikiran dan pemahaman terhadap Syariat Islam dalam kurun waktu ratusan tahun mengalami kemunduran.

Pasca perang salib, kafir barat menitikberatkan serangannya terhadap dunia Islam pada pemikiran.
Kefaqihan kaum muslimin terhadap Al Quran dan Sunnah yang memang telah mengalami kemunduran karena berbagai sebab, semakin terdegradasi dengan masuknya pemikiran barat yang jelas bukan dari Islam.
Kafir barat memasukkan ide dan pemahaman ke tubuh umat dengan "tipuan" seakan-akan tidak bertentangan dengan Islam padahal sejatinya bertentangan.
Umat tak menyadarinya.

Dalam kemundurannya, umat tak lagi bisa membedakan mana peradaban yang sifatnya pemikiran/cara pandang tentang kehidupan (hadharah) dan mana kemajuan iptek (madaniyah).
Dalam kejumudannya, umat memandang "Wah" sesuatu yang berasal dari barat, dan memandang sebaliknya apa yang ada pada Islam, dengan menganggapnya konservatif dan tak progresif.

Pemikiran dan pemahaman dari barat tentang pengaturan kehidupan dianggapnya sebuah pembaharuan padahal sejatinya adalah kemunduran dan kehancuran.
Puncak kemunduran ini adalah jatuhnya institusi khilafah yang berpusat di Turki berganti menjadi Republik Turki.
Sementara negeri-negeri yang dulu bersatu sebagai daulah khilafah, memisahkan diri menjadi negara sendiri.

Pasca keruntuhan khilafah, umat Islam menuai banyak masalah.
Disana, saudara-saudara kita di Suriah, Palestina, Myanmar dan banyak tempat lainnya; jutaan jiwa tersiksa karena mesiu dan senjata kimia, wanita-wanita yang terenggut kehormatannya, anak-anak yang kehilangan ayah ibunya, bahkan sebagian dari mereka mengalami penyiksaan begitu sadisnya.

Disini, walau tak diserang dengan senjata, namun kondisi umat tak kalah mirisnya.
Kemaksiatan menjadi kebiasaan.
Tak lagi merasa berdosa meninggalkan sholat, puasa, memakan riba, membuka aurat bahkan berzina. Na'udzubillah.
Kriminalitas tak bisa lagi diberantas.
Kezhaliman menjadi kelaziman.
Beban hidup semakin berat karena pengangguran, rendahnya penghasilan, dan tingginya harga-harga kebutuhan.

Sebagian negeri muslim hidup dalam kemakmuran dan kemewahan, namun dalam kondisi kemakmurannya mereka nikmati hanya untuk dalam negerinya dan tak bisa berbuat banyak pada saudara-saudara seaqidah yang teraniaya.
Karena umat Islam tersekat dinding imaginer bernama nasioanalisme.
Sekat ini membuat umat Islam tak bisa lagi bersinergi dan menyatukan kekuatannya.
Selama sekat ini ada, negeri-negeri muslim tak akan bisa menjadi negara adidaya.

Dalam jurang keterpurukannya, kini... umat sadar dan mulai bangkit untuk kembali pada tuntunan syariat Allah dan Rasulullah.
Tak ada yang lebih baik dan lebih tinggi daripada diinNya.
Walau masih ada saja lisan-lisan dan tangan-tangan munafik yang menghalangi tegaknya hukum-hukumNya.

Hanya dengan khilafah hukum-hukumNya bisa terlaksana.
Rasulullah Saw telah mencontohkannya.
Diikuti oleh khulafaur rasyidin dan khalifah-khalifah sesudahnya.
Walau dalam sejarahnya, tak bisa dipungkiri bahwa di masa kekhilafahan ada penyimpangan.
Namun ini bukan berarti khilafah tak sesuai lagi dengan zaman.
Kembalinya khilafah adalah keniscayaan.
Menghalangi tegaknya kembali bagai menghalangi terbitnya mentari.
Karena janjiNya adalah pasti.
Dikabarkan olehNya melalui lisan RasulNya.

"Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja dictator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam".[HR. Imam Ahmad] ; Shahih.

Wallahu 'alamu.

_Siska Widyaz_



Komentar

Postingan Populer