Ide Feminis Bikin Miris


Perempuan sudah dimuliakan dengan Islam, namun mereka feminis inginkan kesetaraan.
Mereka yang begini biasanya doyan melahap ide dan pemikiran barat sekuler liberal.
Sudah jelas-jelas bentuk fisik laki-laki dan perempuan tuh beda, anatominya, fisiologisnya, bahkan emosinya pun beda.
Maha Benar Allah yang menetapkan hak dan kewajiban berbeda dalam hal tertentu untuk laki-laki dan wanita.

Ide feminis muncul dari Eropa sekitar abab ke-18 dengan dilatarbelakangi peradaban mereka yang ratusan tahun sebelumnya didominasi pihak gereja.
Gereja pada masa itu menganggap wanita adalah sumber dosa, laki-laki berbuat dosa karena wanita.
Maka dimasanya, wanita menjadi warga kelas dua yang dipandang rendah.
Wanita tak bisa bebas bahkan tertindas.
Seorang wanita tak diperbolehkan bercerai dari suaminya apapun alasannya.
Bahkan wanita bisa mendapat hukuman brutal bila melanggar perintah suaminya.
Munculnya kebangkitan berpikir di abad pertengahan membuat sebagian kaum wanita mendobrak pemahaman dan tradisi ini.
Mereka menyuarakan kebebasan dan kesetaraan.
Teriakan "kesetaraan" ini mereka gaungkan dan sebarkan ke seluruh dunia, yang selanjutnya dikenal sebagai gerakan feminis.

Sekitar 1000-an tahun sebelum mereka menuntut kesetaraan, Islam telah memandang setara kedudukan wanita dan laki-laki, bahkan Islam memuliakan, menjaga dan melindungi wanita.
Namun, munculnya kemunduran berpikir dan serangan pemikiran dari kafir barat, sekelompok muslimah ikut-ikutan menyuarakan kesetaraan ini.
Feminis Islam mulai berani merekontruksi fiqh.
Menurutnya, fiqh terkait wanita dinilai bias gender, karena pada waktu dulu ketika awal munculnya pembahasan ilmu fiqh didominasi budaya patriarkhi, sehingga perlu di rekontruksi.
Ini tentu saja pendapat yang jahil, bodoh dalam urusan agama.

Tak dipungkiri, memang ada pemahaman sebagian umat Islam yang melarang wanita bekerja, terjun dalam aktifitas publik, mereka membatasi kegiatan wanita hanya di rumah saja.
Inipun bukan pemahaman yang tepat.

Karenanya, mengkaji pemahaman Islam lebih dalam mutlak diperlukan, agar bisa memahami batasan-batasan syar'i terutama terkait hak dan kewajiban serta aktifitas di ranah publik yang diperbolehkan bagi wanita.
Bila memahami Islam secara benar dan kaffah, insyaAllah seorang wanita akan tepat menentukan langkah dalam kehidupannya, serta terhindar dari sesuatu yang bertentangan dengan agama dan fitrahnya sebagai wanita.

Wallahu a'alamu.

-Siska Widyaz_


Komentar

Postingan Populer